Luar Biasa, SMK di Paciran Lamongan Ini Bisa Bikin Kapal Puluhan Milyar!

Siapa sangka siswa sebuah Sekolah Menengah Kejuruah (SMK) mampu membuat kapal seharga puluhan milyar rupiah. Seperti yang terlihat kemarin, Jumat 9 Desember 2016, ketika kami rombongan dari Forum Pendidikan Jawa Timur berkunjung ke galangan kapal yang terletak di antara Lamongan Shorebase dan pelabuhan milik ASDP, di Paciran, Lamongan.

Galangan kapal tersebut hasil kerjasama antara Pondok Pesantren Sunan Drajat (PPSD) yang diasuh oleh Prof. KH. Abdul Ghofur, dengan PT. Tri Ratna Diesel (TRD) milik Pak Budi Santosa, perusahaan yang sudah puluhan tahun melakukan produksi kapal dan aneka mesin di Surabaya.

Kemarin para siswa SMK didampingi oleh tenaga ahli TRD sedang membuat 4 buah kapal. 2 kapal nampak sudah jadi, tinggal finishing di beberapa bagian dan telah diluncurkan ke dermaga, siap dikirim ke pemesannya yaitu Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP). Sedangkan 2 kapal lainnya masih dalam tahap perakitan di galangan.

Semua kapal tersebut berbahan aluminium. Teknologi yang digunakan juga sangat canggih. Menggunakan mesin water jet dan dilengkapi peralatan navigasi yang kompleks. Yang membanggakan, siswa SMK dilibatkan dalam semua tahapan pembuatan kapal, tidak hanya menjadi tukang las saja.

Siswa SMK yang dilibatkan dalam produksi kapal tersebut telah mendapatkan beberapa level sertifikasi internasional untuk pengelasan sehingga hasil pekerjaannya tetap terjamin. Selain itu, dalam bekerja mereka juga diawasi oleh expert dari TRD. Maklum, kapal yang mereka produksi harganya milyaran, mengikuti standar yang ketat dan tidak boleh ada cacat produksi sedikitpun.

Menurut Pak Budi Santosa, proses pembuatan kapal dibagi menjadi 2 tahap. Pertama tahap desain dan penyiapan bahan yang dilakukan di Surabaya. Setelah bahan-bahan siap, kemudian dikirim ke galangan di Paciran untuk dirakit menjadi kapal. Proses pemotongan plat aluminium di Surabaya melibatkan teknologi CNC laser cutting sehingga lebih cepat dan presisi.

Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha dan Industri

Apa yang kami lihat kemarin di Lamongan adalah contoh yang baik adanya kerjasama antara SMK dengan dunia usaha dan industri. Dengan demikian, apa yang dipelajari oleh siswa di kelas dapat langsung dipraktekkan secara nyata.

Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha dan industri dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Pihak SMK mendapatkan keuntungan berupa kesempatan magang bagi para siswa, sedangkan pihak industri mendapatkan keuntungan berupa ketersediaan tenaga kerja profesional yang sudah terlatih dan siap kerja.

Prof. KH. Abdul Ghofur menceritakan awal mula kerjasama antara SMK Sunan Drajat dengan TRD. Sebelumnya TRD memproduksi kapal di daerah Bambe dan Sidoarjo. Untuk meluncurkan kapal, maka harus dipindah ke pelabuhan Tanjung Perak yang jaraknya cukup jauh. Proses pemindahan kapal tersebut membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar.

Sekali pemindahan kapal membutuhkan biaya ratusan juta karena tidak jarang kapal yang dinaikkan truk besar akan melintasi kabel-kabel yang membentang di atas jalan raya. Maka kabel-kabel tersebut harus dipotong sementara dan segera disambung lagi setelah kapal melintas.

Kemudian Pak Kyai dengan nada guyon menyampaikan ke Pak Budi, “kalau nuntun itu mbok ya nuntun kerbau atau sapi, lha ini kok nuntun kapal, seperti di Indonesia gak ada pantai saja. Sudah, bikin galangan di Paciran saja!”. Maka terjadilah kerjasama tersebut. Pak Kyai menyediakan lahan milik pesantren di tepi pantai, Pak Budi membangun galangannya.

Galangan kapal segera dibangun dan mulai beroperasi sejak 2015. Beberapa unit kapal seharga milyaran hingga puluhan milyar telah berhasil diproduksi dengan melibatkan siswa SMK Sunan Drajat. Rencananya kerjasama tersebut akan berjalan selama 5 tahun. Jika dirasa memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, maka kerjasama bisa dilanjutkan lagi.

Dalam sharing session, terungkap bahwa siswa SMK Sunan Drajat merasa puas dengan keterlibatan mereka dalam produksi kapal sungguhan, bukan hanya kapal-kapalan seperti di sekolah lain. Mereka merasa percaya diri bahwa setelah lulus SMK maka langsung dapat bekerja secara profesional dengan gaji tinggi. Umumnya setelah lulus mereka ingin magang di Jepang karena di sana gajinya tinggi sambil terus mengasah skill dan meningkatkan level sertifikasi keahlian di bidang masing-masing.

Model kerjasama antara SMK Sunan Drajat dengan TRD tersebut bisa menjadi contoh bagi SMK yang lain. Kerjasama dengan dunia usaha dan industri mutlak diperlukan jika benar-benar ingin menghasilkan lulusan yang tidak hanya pandai berteori, tapi juga pandai mempraktikkan teori tersebut di dunia kerja. (BS)

=====

Keterangan foto (dari atas ke bawah)

  • Rombongan dari Forum Pendidikan Jawa Timur dipimpin Pak Murphin Sembiring sowan ke dalem Pak Kyai Abdul Ghofur, pengasuh PPSD
  • Safety briefing oleh staff galangan kapal TRD
  • 2 kapal pesanan KPLP yang sudah jadi
  • Salah satu kapal yang sedang dikerjakan
  • Sharing session bersama siswa SMK Sunan Drajat yang magang di galangan TRD

One Response

  1. khuclukz 26/12/2016

Leave a Reply