Anak usia 0 hingga 1 tahun memiliki sel otak khusus bernama mirroring neuron. Ini adalah sel otak yang akan merekam kejadian yang dilihat, untuk kemudian diduplikasi atau ditirukan. Meskipun belum bisa berkomunikasi secara verbal, anak usia kurang dari 1 tahun akan menyimpan apa-apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya ke dalam memory otaknya dan akan menjadi dasar pembentukan karakter si anak kelak.
Sedangkan ketika anak berusia 1 hingga 3 tahun, kreativitasnya akan tumbuh dan berkembang secara luar biasa. Ketika berada di lingkungan baru, anak cenderung untuk mengamati setiap detail yang ada. Pada usia ini anak memerlukan interaksi yang banyak dengan orang tuanya. Bukan hanya bersama-sama, namun melakukan kegiatan timbal balik. Misalnya lempar dan tangkap bola, main kuda-kudaan, dan sebagainya.
Pada saat terjadi interaksi itulah sel otak anak akan berkembang pesat dan dapat merangsang kreativitas si anak. Dan ini akan terbawa hingga besarnya nanti. Anak yang pada saat kecilnya banyak berinteraksi dengan orang tua, memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi anak yang lebih kreatif.
Nah itu tadi paparan dari dokter Ahmad Suryawan, spesialis tumbuh kembang anak, bersama psikolog Rini Hildayani dalam talkshow “Kebahagiaan Keluarga Penentu Karakter dan Tumbuh Kembang Anak” yang diselenggarakan oleh Nestle Lactogrow di Hotel Sheraton, Minggu 20 Maret 2016 lalu.
Saya merekam dan mengunggah talkshow tersebut ke Youtube. Simakan simak sendiri di bawah ini.
Rekaman ini tidak penuh. Setelah rekaman ini berakhir masih ada sesi tanya jawab. Saya yang berkesempatan mengajukan pertanyaan, langsung menanyakan bagaimana supaya kreativitas anak tidak terhenti manakal si anak sedang bereksplorasi di lingkungan baru namun berhadapan dengan sesuatu yang membahayakan dirinya. Misalnya si anak mau memegang pisau, atau memegang bola lampu kaca?
Dokter Wawan menjelaskan bahwa sebaiknya orang tua selalu mendampingi, dan berusaha memberi penjelasan mana yang bahaya dan tidak. Jika menghadapi hal membahayakan misalnya ingin memegang api di kompor, maka bisa dialihkan dengan bermain kompor-komporan. Orang tua hendaknya tidak terus melarang-larang anak, karena justru akan mematikan kreativitasnya, dan di masa depannya nanti si anak akan menjadi anak yang penakut untuk melakukan sesuatu.
Menurutku tiap anak punya karakter masing2. Enek sing bandel, enek sing manutan. Nah sing manutan kuwi ojo dilarang2 soale bocahe ngko gak kreatif. Nek sing bandel yo dilarang bolak balik rapopo, emang karaktere cuek soale hahaha.
yo itu bener. setiap anak punya karakternya sendiri, dan cara mendidiknya harus disesuaikan dg karakter si anak.