Sebagai bapak muda dengan 2 orang anak laki-laki, saya tahu betul bagaimana perjuangan seorang ibu dalam memberikan ASI untuk bayinya. Tanpa bermaksud meremehkan perjuangan selama kehamilan dan melahirkan, menurut saya justru di sini perjuangan seorang perempuan sebagai sosok ibu itu dimulai.
Menyusui tidak sekedar memberikan ASI kepada bayi. Ini adalah sebuah proses yang kompleks. Melibatkan dan mengerahkan semua sumber daya fisik dan emosi. Fisik dituntut untuk memproduksi ASI berkualitas dalam jumlah sesuai kebutuhan si bayi. Belum lagi ketika harus menyusui tengah malam. Apalagi sambil pumping.
Yang belum tahu apa itu pumping, itu adalah kegiatan memerah ASI untuk diberikan kepada si bayi di lain waktu. Kegiatan ini sangat populer di kalangan working mom yang harus meninggalkan bayinya di rumah sementara ibunya bekerja. Dengan memberikan ASI perah, maka si bayi akan tetap minum ASI, bukan susu formula.
Pernah saya ketika baru datang dari meeting (baca: cangkruk) hingga dini hari, setelah memarkir kendaraan saya mengendap-endap dan mengintip dari sela gorden ke dalam kamar tempat istri dan anak-anak saya tidur. Saya dapati istri saya sedang menyusui anak kedua kami, sambil pumping, sambil tertidur!
Ya, bayi ASI memang harus disusui secara periodik, setiap beberapa jam sekali, supaya tidak kelaparan. Anak kedua kami umurnya baru 4 bulan, dan masih dalam masa asi ekslusif hingga 6 bulan nanti. Setelah itu baru mulai belajar makan makanan lunak, hingga perlahan-lahan diperkenalkan dengan makanan yang makin kasar ketika usianya 1 tahun nanti.

Dukungan Ayah
Tanpa dukungan ayah, hampir bisa dipastikan program menyusui bayi akan gagal. Bagi pasangan yang tinggal bersama orang tua, ada tambahan lagi yang harus dipenuhi yaitu dukungan kedua orang tua / mertua.
Dukungan apa yang bisa diberikan ayah dan keluarga kepada ibu menyusui?
Pertama dukungan kesadaran bahwa ASI itu penting dan terbaik bagi si bayi. Khususnya sejak baru lahir hingga usianya 6 bulan, si bayi hanya diberi ASI saja tanpa makanan tambahan apapun. Tanpa kesadaran ini, ibu menyusui bisa gagal karena didesak memberikan susu formula ketika di awal-awal menyusui ASI-nya belum keluar dengan deras.
Ketika menyadari bahwa ASI itu penting dan terbaik, maka ayah akan memberikan dukungan kepada istrinya untuk terus berusaha dan bersabar dalam menyusui. Kalimat-kalimat dukungan perlu diberikan kepada sang istri tercinta yang sedang menyusui. Jangan malah diejek karena dapat menurunkan semangatnya. Ketika semangat untuk menyusui makin menipis, ditambah dengan stress, maka dijamin ASI akan mampet!
Kedua dukungan nyata berupa usaha untuk menghadirkan nutrisi yang diperlukan oleh ibu menyusui. Kalau ke pasar atau supermarket, jangan lupa belikan istri buah-buahan yang banyak, juga sayur-sayuran. Buah dan sayur, beserta bahan makanan yang lain adalah bahan baku ASI yang bagus.
Sesampai di rumah, jangan hanya ditaruh saja buah dan sayur itu. Kupaskan buahnya untuk si istri, jika perlu suapkan. Terutama jika istri tidak terlalu suka makan buah. Maka perlu disuapi sambil diberitahu bahwa buah itu bagus buat bayinya 😉
Ketiga suami harus mengerti ketika istrinya menyui, sementara dia ingin bercinta, maka hendaknya ditahan dulu beberapa saat hingga si istri selesai menyusui dan menidurkan si baby. Bagaimanapun si baby harus diberikan ASI karena hanya itulah makanan terbaiknya. Sementara hasrat untuk bercinta bisa ditahan sebentar, atau ditunda lain waktu.
Tidak sedikit kawan-kawan yang istrinya menyusui bercerita bahwa ‘jatah’nya seperti direbut si bayi. Mau bercinta selalu terhambat kegiatan menyusui. Jangan sampai seperti itu. Toh yang dilakukan istri dalam menyusui anaknya juga demi kebaikan anak sendiri.
Keempat jangan berikan nikotin kepada si bayi! Tidak bisa dipungkiri bahwa bermain-main dengan payudara istri adalah salah satu kebahagiaan tersendiri bagi seorang laki-laki dewasa. Tapi tak jarang ketika istrinya sedang dalam masa menyusui, si ayah tidak mau tahu, dia ikut ‘menyusu’ ke istri padahal baru saja merokok!
Kegiatan merokok tentu meninggalkan jejak nikotin dan zat-zat tidak baik lainnya di dalam mulut. Ketika melakukan kontak antara mulut suami yang habis merokok dengan payudara istri, maka ada kemungkinan zat-zat berbahaya tadi akan menempel. Jika tidak dibersihkan, dan langsung menyusui si bayi, maka zat-zat tadi bisa terkonsumsi oleh si bayi!
Apakah tega sebagai seorang ayah memberikan zat berbahaya kepada bayinya? Ayah yang waras tentu tidak akan melakukan itu!
Kelima dukungan dengan menciptakan suasana riang gembira bagi istri. Ibu menyusui wajib berada dalam suasana hati yang riang gembira supaya produksi ASI nya bisa lancar melimpah. Sudah terbukti secara ilmiah bahwa hati yang stress dapat menghambat produksi ASI, dan sebaliknya hati yang gembira dapat memacu produksi ASI. Maka ciptakan suasana gembira di rumah ketika sedang bersama istri.
Mau Menambahkan?
Nah dari kelima bentuk dukungan tadi, mungkin ada yang kurang. Silakan menambahkan melalui komentar ya! Terimakasih 🙂
Pada waktu itulah saya mengerti kenapa surga ada di telapak kaki ibu. Segala apapun perjuangan ayah ga ada apa-apanya dibanding sama perjuangan ibu. Jadi yang bisa dilakukan ayah adalah support sebesar-besarnya sekuat-kuatnya, utamanya ketika produksi asi sedikit atau malah kurang, atau waktu bengkak, lecet digigit anak kesayangan, nipple pore, dsb.
Waahhh penting sekali sepertinya artikel ini saya kasih lihat ke suami, biar nanti tau juga hihi
Rodok rodok berbau delapanbelas plus plus iki kang postingane. Aku ae sampe mbayangne HAHAHAHA.
Btw, kedua masku ngrokok kabeh. Anake masku sing siji rodok telat ngomong, otaknya juga agak kurang normal. Mungkin kuwi mergo nikotin ya? Mbuh wis. Mugo2 anak kedua sehat walafiat sempurna. Aamiin.