Bagaimana cara bikin martabak manis sendiri? Ternyata mudah kok. Apalagi jika dilakukan bareng teman-teman, tambah seru!
Itulah yang kemarin, Minggu, 11 Februari 2018, dirasakan oleh puluhan anak yatim piatu dan dhuafa ketika mengikuti cooking class Martabak MAU. Mereka diajari cara bikin martabak manis sendiri di Makmu, sejenis tempat makan dan ngopi yang berlokasi di jalan Ir.H.Soekarno atau yang lebih dikenal dengan jalan MERR sisi Rungkut.
Anak-anak ini diajari langsung oleh 2 orang chef dari Martruckbucks, stand berupa kontainer martabak yang ada di bagian depan Makmu.
Pertama-tama mereka diminta untuk membuat adonan dari tepung, gula, telor dan air. Adonan itu kemudian dicampur secara merata menggunakan blender. Anak-anak diminta memegang dan mengoperasikan blender secara bergantian. Setelah diaduk-aduk selama beberapa menit, adonan itu dituang ke atas loyang yang sudah nangkring di atas kompor gas portable.
Ajaib! adonan yang tadinya lembek, setelah dipanggang di atas loyang selama beberapa menit, tiba-tiba menjadi martabak manis! Anak-anak pun riang gembira. Wahaha…
Martabak manis tadi kemudian dipotong menjadi beberapa bagian. Setiap anak mendapat satu bagian. Lalu mereka diminta untuk memberikan topping sesuai selera masing-masing hingga menjadi martabak manis yang lebih menggoda penampilannya dan lebih lezat rasanya.
Chies, PR dari Makmu, menjelaskan bahwa acara ini diadakan dalam rangka merayakan hari kasih sayang sekaligus mengajarkan entrepreneurship kepada anak-anak. Juga dalam rangka melaksanakan tanggungjaab sosial Makmu terhadap lingkungan sekitarnya.
Selain acara cooking class belajar bikin martabak manis yang ditujukan untuk anak usia sekitar 10 tahun kemarin, rangkaian acara yang dikemas dengan tema “Tresno Marang Makmu” juga akan menggelar acara coffee clinic untuk anak usia di atas 16 tahun, Rabu 14 Februari 2018 besok.
Menurut Chies, nanti anak-anak tidak hanya diajari bagaimana bikin kopi yang enak, tapi juga diajari itung-itungan bisnisnya. Siapa tahu, nantinya mereka ada yang tertarik menjadi pengusaha kedai kopi.
Wah keren banget. Salut buat Makmu yang ternyata punya kepedulian yang tinggi akan masa depan anak-anak yatim dan dhuafa ini. Semoga kepedulian seperti ini terus berlanjut dan kelak menghasilkan pengusaha-pengusaha muda yang potensial.
Wah baca martabak ini aku jadi inget Angki. Eh sek sek… ini terang bulan, bukan martabak! Martabak itu asin, isi daging dan sayuran, hahaha.
Anyway, teman kita Angki itu sebenernya jago bikin terang bulan lho. Punya loyang terbul dan kompor dewe. Cuman mungkin belum terjual ae terbul’e Angki iki.
wah berati nek dolan nggone mas Angki kudu kon nggawekno terang mbulan yaaa