Best Western OJ Hotel Malang

Ini adalah catatan perjalanan saya bersama blogger dari Surabaya, Malang dan Jakarta, berwisata ke Malang dan Surabaya selama 3 hari dan 2 malam. Kami semua mendapatkan undangan special dari Best Western Papilio Hotel Surabaya dan Best Western OJ Hotel Malang untuk staycation di property yang mereka kelola, sekaligus menikmati beberapa obyek wisata di sekitar hotel.

Blogger dari Surabaya ada saya, Cak Nuzulul, Mbak Avy, Ning Nurul Rahma, Ning Niar Ningrum, dan Ning Yuniari Nukti. Dari Malang ada Ning Dewi Ratna, Ning Sri Rahayu, Ning Silviana dan Cak Yuwono. Sedangkan dari Jakarta ada Bang Burhan Abe dan Bang Rian.

Kami juga ditemani oleh tim dari Best Western, yaitu Ning Intan Manullang dan Ning Elmi dari BW Papilio Surabaya, Ning Gitvy dari Best Western OJ Hotel Malang, Teh Venta dari BW La Grande Bandung serta Mpok Bella dan Mpok Andriana dari BW Indonesia.

Kumpul Dulu di BW Papilio

Petualangan dimulai pada hari Selasa, 11 April 2017. Peserta dari Surabaya diminta oleh Ning Intan, berkumpul di BW Papilio Hotel di Jl.Ahmad Yani 176-178 pada pukul 07.00. Saya berangkat dari rumah di Keputih menggunakan UberX. Tiba di Jalan Ahmad Yani, saya lihat bangunan tinggi dengan ornamen unik berwarna merah mengelilingi sisi gedung. Di sisi yang satunya juga terdapat ornamen serupa. Jika dilihat dari sudut tertentu, ornamen tersebut menyerupai sayap kupu-kupu. Yes, itulah gedung Best Western Papilio Hotel Surabaya!

Begitu tiba di hotel, saya langsung disambut oleh beberapa kawan blogger yang sudah tiba duluan. Mereka sedang asik menikmati welcome drink & fruits yang memang selalu tersedia di lobby hotel. Setelah semuanya berkumpul, Ning Intan Manullang mengajak kami naik ke lantai 7 untuk menikmati breakfast di Mariposa Restaurant. Sambil makan, kami berkenalan dengan Ning Elmi, assistant sales director BW Papilio.

Menu di Mariposa Restaurant sangat beragam, mulai makanan western hingga makanan lokal. Saya terkesan dengan Soto Banjar yang sangat lezat dengan kuah yang ringan dan tanpa susu. Selain itu saya juga menikmati berbagai makanan yang ada, sekedar mencicipi, sedikit-sedikit asal rata, hehe..

Meluncur ke Best Western OJ Hotel Malang

Setelah puas menikmati santap pagi, pukul 08.30 kami segera naik ke mobil Toyota HiAce yang sudah menunggu di depan hotel. Siap meluncur ke Best Western OJ Hotel Malang. Cak Aji, sang driver menyambut kami dengan ramah. Kami sangat menikmati perjalanan tersebut dengan ngobrol dan sesekali melihat pemandangan sekitar. Cak Nuzulul tiada henti menceritakan pengalaman mistisnya di berbagai hotel.

Perjalanan selama kurang lebih 2 jam kami tempuh dengan lancar. Tiba di Best Western OJ Hotel Malang sekitar pukul 10.30. Di sana para blogger dari Malang dan Jakarta sudah menunggu kami. Tidak pakai lama, kami langsung berkenalan satu sama lain dan langsung membaur. Kebetulan satu diantaranya sudah cukup familiar buat saya, yaitu Ning Silviana dari Kediri. Dia ini blogger yang cukup aktif mengikuti berbagai kegiatan di mana saja. Saya kenal dia pertama kali ketika mengikuti Famtrip BPWS di Madura, kemudian saya ajak turut serta di #FoodPhilosophy Trip.

Setelah puas berkenalan satu sama lain, kami dipersilakan untuk menikmati makan siang di Pandanwangi Restaurant yang terletak di samping lobby hotel. Namanya juga blogger, sebelum makan, aktivitas kami adalah mengambil gambar dan video. Aktivitas jeprat-jepret memakan waktu lebih lama dibanding makannya sendiri.

Kami menikmati setiap hidangan yang disediakan sambil mengagumi beberapa lukisan yang dipajang di dekat lift. Saya sangat terkesan dengan lukisan burung rajawali hendak menerkam mangsa. Tatapan matanya sungguh tajam dan cakarnya terlihat begitu runcing, seolah-olah burung betulan!

Puas menikmati lunch dan sholat dhuhur di mushola hotel yang cukup representatif, kami kemudian diajak berkeliling seluruh area hotel dipandu oleh seorang room girl yang cantik dan ramah. Kami diperkenalkan dengan semua jenis kamar yang ada di Best Western OJ Hotel Malang beserta fasilitas yang ada di setiap kamar.

Jadi Best Western OJ Hotel Malang ini adalah hotel bintang 4. Memiliki total 129 kamar yang terdiri dari tipe deluxe, family deluxe, executive, dan junior suite. Setiap kamar dilengkapi dengan kunci digital berbentuk seperti kartu ATM yang sekaligus digunakan untuk mengakses lift. Selain ruang public seperti lobby, kolam renang dan restaurant, tamu hanya dapat mengakses lantai sesuai dengan di mana kamarnya berada sehingga keamanan di hotel ini benar-benar terjaga.

Best Western OJ Hotel Malang juga memiliki 2 hall yang besar bernama Songgoriti dan Borobudur. Jika disekat-sekat, baik Songgoriti maupun Borobudur akan menjadi meeting room yang lebih kecil. Sangat fleksibel untuk menggelar berbagai acara, mulai dari seminar, meeting, gathering hingga pesta.

Ketika kami ingin melihat ke meeting room, ternyata waktu itu sedang ada sebuah acara seminar “Impor Barang dari China”. Saya sempat mengintip dari belakang dan terlihat ruangan yang representatif untuk menggelar kegiatan-kegiatan seperti itu.

Buat yang ingin bersantai, di lantai 5 terdapat sebuah lounge yang cukup besar, namanya Prambanan Lounge. Lokasinya berada persis di tengah-tengah void, antara kamar sayap kanan dan kamar sayap kiri. Sehingga lounge ini sangat mudah dijangkau dari mana saja karena langsung terlihat ketika kita keluar dari dalam kamar.

Di lounge ini terdapat banyak sofa santai dan sebuah bar. Lounge ini dapat dimanfaatkan juga untuk menggelar sebuah acara bersama rombongan ketika sedang menginap di Best Western OJ Hotel Malang.

Kolam renang Best Western OJ Hotel Malang terletak 1 lantai dengan hall dan meeting room. Yang unik, kolam renang di Best Western OJ Hotel Malang adalah kolam renang dalam ruang alias indoor swimming pool, sehingga para tamu tidak perlu takut terpapar sinar matahari ketika berenang. Kolam renang ini juga dilengkapi dengan ombak buatan sehingga kita dapat merasakan sensasi seperti berenang di pantai. Sungguh menantang!

Nah, tiba saatnya melihat SKYROOM. Ini adalah fasilitas andalan di Best Western OJ Hotel Malangl. Sebuah restaurant indoor dan outdoor di lantai 12. Dari restaurant ini kita bisa menyaksikan suasana Malang dari atas ketinggan. Ketika malam tiba, suasana di SKYROOM berubah menjadi sangat romantis. Para tamu bisa menikmati dinner romantis bersama pasangan sambil menyaksikan gemerlap lampu yang menghiasi Malang, disaksikan bintang-bintang!

Di malam hari, selain menikmati dinner romantis dengan menu-menu andalan Skyroom, para tamu juga dapat menyaksikan pertunjukan oleh chef ketika membuat lamian alias mie tarik. Atraksi ini ternyata cukup digemari oleh para tamu. Jika berminat, para tamu juga dipersilakan untuk mencoba membuat lamian sendiri.

Wisata ke Museum Angkut Batu

Setelah puas berkeliling seluruh ruangan dan fasilitas yang ada di Best Western OJ Hotel Malang, pukul 14.00 kami meluncur ke Kota Batu untuk berwisata ke Museum Angkut. Karena peserta cukup banyak maka kami membawa 3 mobil. Perjalanan ke Museum Angkut cukup lancar sehingga dapat kami tempuh hanya dalam waktu 1 jam. Pada akhir pekan, perjalanan ke Kota Batu biasanya sangat macet sehingga butuh waktu lebih lama.

Jadi Museum Angkut Batu ini merupakan sebuah museum yang menampilkan bermacam-macam alat angkutan mulai jaman dulu hingga sekarang. Untuk dapat masuk ke Museum Angkut kita perlu membeli tiket seharga 70 ribu pada hari biasa, atau 100 ribu pada akhir pekan. Jika membawa kamera digital (poket, DSLR, action cam) selain kamera HP, maka harus membayar lagi 30 ribu rupiah per kamera.

Museum Angkut Batu buka mulai pukul 12.00 dan tutup pada pukul 20.00. Awalnya saya kita museum ini hanya ada 1 ruangan yang di dekat pintu masuk. Ternyata begitu masuk ke dalam dan mengikuti semua rute yang ada, butuh waktu 2 jam lebih hingga menemukan pintu keluar alias rute terakhir. Maklum saja, museum ini luasnya 3 hektar dan memiliki beberapa lantai.

Jadi setelah masuk, kita dapat melihat-lihat gambaran angkutan pada masa lalu secara umum. Ada kereta kuda, ada sepeda kuno, ada beberapa mobil, ada mesin pesawat, ada helikopter dan lain-lain. Rute berikutnya di lantai 2 kita bisa menyaksikan wahana angkutan ke luar angkasa. Lanjut lagi akan ketemu sejarah mesin uap. Lanjut lagi akan dibawa turun ke settingan lokasi seperti di pecinan Jakarta.

Di sana kita bisa melihat tiruan Stasiun Jakarta Kota dan Pelabuhan Tanjung Priok dengan kapal-kapal kayunya yang sedang bersandar di dermaga. Tidak lupa angkutan khas Jakarta yaitu Bajaj dan Becak turut dipajang di lokasi.

Setelah melewati area pecinan ini, kita akan dibawa ke sebuah ruangan yang penuh dengan mobil-mobil kuno. Saya pernah menyaksikan video di YouTube yang menampilkan mobil-mobil koleksi Museum Toyota di Jepang. Sepertinya, koleksi mobil kuno di Museum Angkut batu masih lebih lengkap.

Di area mobil-mobil kuno ini perhatian saya tertuju pada sebuah mobil Chevrolet yang unik. Body belakang mobil ini terbuat dari kayu, sedangkan body depannya terbuat dari logam seperti mobil kebanyakan. Oia, mobil-mobil kuno ini kebanyakan memiliki ukuran yang sangat besar. Mungkin sekarang sama dengan ukuran Toyota Land Cruiser yang sangat besar itu.

Selesai menjelalah ruangan yang berisi koleksi mobil kuno, rute selanjutnya adalah Gangster Town. Ini adalah sebuah area terbuka dengan settingan seperti kota tua di Texas atau Amerika. Di sini pengunjung bisa nongkrong, berfoto, atau membeli eskrim dan cinderamata.

Ketika sedang asik berfoto-foto, mendadak ada sirine meraung-raung. Ternyata akan ada konvoi movie star. Mereka datang menaiki mobil-mobi kuno tadi. Walah, saya kira mobil tadi hanya pajangan, ternyata masih berfungsi! Ternyata konvoi tersebut berlangsung setiap hari mulai pukul 16.30.

Tiba di panggung BROADWAY, para movie star melakukan sebuah atraksi menari. Pengunjung langsung merapat ke tepi area panggung menyaksikan para movie star menari dengan lincahnya. Pertunjukan berlangsung sekitar 20 menit. Usai pertunjukan, pengunjung boleh berfoto-foto bersama bintang film kesayangannya.

Waktu menunjukkan pukul 17.00 dan masih ada beberapa rute lagi yang harus kami lalui, yaitu Zona Eropa, Istana Buckingham, Las Vegas dan Hollywood. Namun karena waktu sudah mendekati maghrib, kami mempercepat langkah dan kurang memperhatikan koleksi-koleksi yang ada di area tersebut.

Setelah membeli oleh-oleh berupa t-shirt untuk kedua anak saya, saya langsung bergegas keluar area Museum. Di dekat pintu keluar terdapat koleksi mobil limousin Hummer H2 warna kuning. Perkiraan saya panjangnya sekitar 8 meter. Sangat panjang, tinggi, besar dan gagah. Harganya milyaran! Dugaan saya ini mobil pribadi pemilik Museum Angkut yang sesekali masih dinaiki.

Rute terakhir adalah pasar apung, namun ini sudah berada di area luar yang bisa dikunjungi siapa saja tanpa harus masuk museum. Sebelum ke pasar apung ini, pengunjung akan melewati pintu keluar benbentuk kereta api lengkap dengan goyangannya karena lantainya terbuat dari papan yang bisa mengayun ketika dilewati.

Di Pasar Apung Museum Angkut, saya sempat membeli tahu petis karena tergoda aromanya yang lezat! Selesai makan tahu petis, kami berfoto ria dan langsung menuju mobil masing-masing, siap melanjutkan perjalanan kembali ke Best Western OJ Hotel Malang.

Mampir ke Pos Ketan Legenda Batu

Sebelum benar-benar kembali ke Best Western OJ Hotel Malang, kami akan mampir dulu ke Pos Ketan Legenda 1967 di Kota Batu. Ini adalah salah satu spot kuliner yang tergolong wajib dikunjungi, ketika kamu pergi ke Kota Batu.

Sempat terjadi miss-komunikasi antara kami di rombongan Surabaya dengan mobil yang membawa rombongan Malang dan Jakarta. Kami menuju alun-alun Batu dimana Pos Ketan Legenda berada, namun ternyata lokasi yang hendak kami kunjungi adalah Pos Ketan Legenda yang ada di Beji. Setelah berjalan pelan sambil mencari, akhirnya kami tiba juga di Pos Ketan Legenda Beji, ketika waktu sudah hampir isya’.

Jadi Pos Ketan Legenda Beji ini lokasinya kalau dari Batu arah Malang, tidak jauh setelah melewati Ria Jenaka dan Wihara. Posisinya di sebelah kanan. Menunya masih sama dengan Pos Ketan Legenda yang ada di alun-alun Batu. Hanya saja di sini terdapat menu tambahan berupa aneka penyetan dan ceker bledek!

Di Pos Ketan Legenda saya pesan ketan durian seperti yang ada di gambar dan video di atas. Rasanya benar-benar beda dengan ketan yang pernah saya makan sebelumnya. Ketan durian di Pos Ketan Legenda ini sangat lumer dan manisnya meresap hingga ke dalam ketannya. Untuk seporsi ketan durian yang saya makan ini harganya 15 ribu rupiah. Sedangkan ketan yang lain misalnya ketan bubuk (ketan dengan taburan bubuk kedelai) harganya hanya 8 ribu rupiah saja.

Romantic Dinner di SKYROOM Best Western OJ Hotel Malang

Setelah puas menikmati ketan durian dan berbagai menu lain, kami segera kembali ke Malang karena sudah ditunggu Bapak Anzar Maulana, GM Best Western OJ Hotel Malang, di Sky Room untuk menikmati dinner romantis dan menyaksikan atraksi membuat lamian. Perjalanan kembali ke hotel memakan waktu sekitar 45 menit. Kami tiba di Best Western OJ Hotel Malang sekitar pukul 20.00.

Langsung masuk ke kamar, dan mandi. Itulah yang saya lakukan pertama kali ketika tiba di Best Western OJ Hotel Malang. Badan rasanya sudah ingin disirami dengan air hangat yang selalu tersedia di kamar mandi. Setelah mandi sebentar dan sholat jamak Maghrib dan Isya, saya langsung menuju SKYROOM di lantai 12. Di sana sudah ada Pak GM.

Karena waktu itu outdoor skyroom sedang dipakai oleh tamu yang lain dari Bogor, maka kami dinner di indoor skyroom. Baik indoor maupun outdoor dapat menikmati pemandangan kerlap kerlip Kota Malang dilihat dari atas ketinggian lantai 12. Menu makan malam waktu itu sangat beragam. Saya memilih menu yang ringan-ringan saja karena perut masih kenyang sehabis makan ketan durian tadi.

Pada kesempatan itu saya banyak ngobrol dengan Pak Anzar Maulana tentang manajemen hotel. Saya mendapatkan banyak pengetahuan dan ilmu baru dari Pak GM yang dengan sabar menjelaskan kepada kami atas semua pertanyaan yang kami ajukan. Yang cukup seru untuk kita diskusikan malam itu adalah ketika membahas pricing strategi antara walk in booking, dengan booking melalui online travel agent (OTA). Kami juga ngobrol tentang bagaimana OTA seperti Traveloka, Agoda dan yang lain menentukan harga sehingga terkadang lebih murah dibanding ketika kita booking langsung melalui resepsionis.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 saatnya kami menyaksikan atraksi membuat lamian yang diperagakan oleh chef Sky Room. Kelihatannya mudah, adonan ditepuk-tepuk dan diayun-ayun, lalu ditarik-tarik, tiba-tiba sudah menjadi mie. Namun setelah beberapa kawan blogger mencoba menirukan atraksi tadi, ternyata cukup sulit!

Saya sempat menikmati sajian lamian yang dibikin oleh chef. Rasanya sungguh mantab. Sangat cocok untuk dinikmati malam hari di bawah taburan bintang-bintang yang ada di langit skyroom! Sayang sekali waktu itu HP saya sudah kehabisan baterai sehingga tidak sempat mengambil fotonya!

Tidur Nyenyak di Best Western OJ Hotel Malang

Malam itu kami tutup dengan menikmati tidur nyenyak di kamar masing-masing. Saya mendapatkan kamar bersama Cak Nuzulul. Setelah chit chat sebentar, saya langsung terlelap karena kasur di Best Western OJ Hotel Malang ini begitu nyaman dan mata sudah sangat mengantuk. Saya tidur sangat nyenyak tanpa terbangun sama sekali.

Kamar yang kami tempati ini memiliki 2 bed ukuran besar sehingga saya dapat tidur tanpa kuatir terjatuh. Biasanya di hotel-hotel yang menyediakan kamar dengan 2 bed, masing-masing bed-nya berukuran kecil, hanya pas untuk rebahan badan, sehingga kadang bisa terjatuh jika tidurnya banyak gerak!

Begitu bangun, waktu menunjukkan pukul 05.00, saatnya sholat subuh! Tidak sulit untuk menemukan arah qiblat di Best Western OJ Hotel Malang ini karena di setiap kamar sudah terdapat penunjuk arah qiblat. Selesai sholat subuh, saya buka tirai penutup jendela untuk menikmati matahari terbit. Sebuah pemandangan yang indah di pagi hari.

Bersambung… BACA DI SINI: Best Western Papilio Hotel Surabaya

6 Comments

  1. Mbak Avy 27/04/2017
    • budiono 28/04/2017
      • NLP JAKARTA 28/04/2017
      • budiono 28/04/2017
  2. miramiut 28/04/2017

Leave a Reply