Tipus Atau Bukan?

Rabu 25 Februari 2015. Masih pagi sekali anak saya ngajak keluar rumah bermain sepeda, saya menemaninya sambil jogging. Berangkat pukul 07.00 pulang ke rumah pukul 08.30. Karena paginya belum sarapan, sesampai rumah langsung sarapan. Habis sarapan badan mulai terasa tidak enak: pegal-pegal semua. Makin sore makin tidak enak. Malam jam 19.30 mestinya jogging lagi bersama KENDOS, tapi karena badan gak enak maka saya pergi ke Giant untuk pijat.

Kamis 26 Februari 2015. Bangun tidur badan masih pegal-pegal semua. Tidak biasanya seperti ini. Seharian tidak ke mana-mana. Sorenya perut terasa nyeri. Saya kita maag kambuh. Tapi promag dan kaltrofen tidak mampu menghilangkan nyeri dan perasaan tidak enak di perut. Malamnya pas tidur saya berkeringat dingin dan demam tapi tidak tinggi.

Jumat 27 Februari 2015. Badan masih terasa pegal-pegal, nggreges dan meriang. Jam 11.30 jemput istri ke kantornya lalu bablas Jumatan di Masjid Manarul Ilmi ITS, lalu makan mie ayam di depan kantor Partai Demokrat Jawa Timur di Jl. Kertajaya Indah, lanjut ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Gubeng untuk setor SPT PPN, lanjut ke Surabaya Plaza. Sebenarnya badan terasa agak lemas dan meriang. Tapi Jumat adalah hari jalan-jalan saya bersama istri. Karena badan tidak enak, jalan-jalannya dipercepat tidak sampai sore. Sampai rumah pukul 16.00 langsung tidur. Bangun jelang maghrib, badan demam. Termometer menunjukkan suhu 37.8 derajat.

Dengan gejala yang saya rasakan: badan lemas, makan gak enak, demam naik turun, saya curiga terkena tipus. Maka malamnya setelah diskusi dengan istri saya putuskan periksa ke Laboratorium Klinik Pramita di Mulyosari. Sampai sana pukul 20.00 dan minta uji widal untuk mengetahui kandungan bakteri Salmonela. Setelah menunggu 1 jam, hasilnya keluar sebagai berikut:

  • S Typhi O Positif 1/80
  • S Typhi H Positif 1/80
  • S Paratyphi A – O Negatif
  • S Paratyphi A – H Negatif
  • S Paratyphi B – O Negatif
  • S Paratyphi B – H Positif 1/80
  • S Parathipi C – O Negatif
  • S Paratyphi C – H Negatif

Huruf S ini maksudnya Salmonella. Langsung saya sampaikan hasilnya ke istri via WhatsApp. Menurut istri (yang adalah seorang dokter gigi) hasil ini menunjukkan suspect tipus. Untuk lebih yakin dengan pendapatnya, dihubungilah beberapa dokter umum sejawatnya di tempat kerja. Namun karena waktu itu sudah jam 9 malam lebih, jawaban tidak segera didapat.

Saya sendiri yang belum yakin ini tipus atau bukan, memutuskan pergi membeli degan ijo di depan RSJ Menur. Pikir saya, jika ada penyakit coba-coba menyerang saya, bisa jinak dengan degan ijo.

Sabtu 28 Februari 2015. Setelah malamnya minum degan ijo, lalu pulangnya beli es kacang ijo dan martabak, saya bisa tidur dengan nyenyak. Sabtu pagi bangun dengan badan terasa sangat segar namun masih ada sedikit lemas. Saya makin yakin bahwa saya tidak terkena tipus. Konon tipus ini kan menyerang orang yang tidak menjaga kebersihan, sementara saya sama sekali bukan orang yang kemproh. Saya belum minum antibiotik yang saya beli malamnya. Menunggu Sabtu sore masih demam atau tidak. Namun pagi itu saya sarapan bubur ayam atas saran istri saya, jaga-jaga kalau tipus betulan, supaya perutnya bisa mencerna dengan baik.

Beberapa kawan istri saya yang dokter umum memberikan interpretasi yang berbeda. Ada yang bilang suspect tipus, ada yang bilang masih aman. Menurut literatur yang saya baca, kita baru dipastikan terkena tipus jika ada lonjakan jumlah salmonela minimal 4 kalinya. Dari hasil lab tadi, jika pada uji berikutnya didapatkan hasil S Typhi O sebesar 1/320 maka baru bisa dipastikan positif tipus.

Ternyata sabtu sore saya demam lagi. Ditambah lagi badan terasa lemas dan persendian seperti mau copot. Waduh, makin curiga kalau ini betulan tipus. Maka setelah berdiskusi dengan istri saya putuskan bahwa saya harus mulai mengonsumsi obat: Paracetamol 500 mg sebagai penurun demam dan antibiotik Thiamphenicol 500 mg untuk membunuh bakteri Salmonella penyebab tipusnya. Sebenarnya oleh mertua disarankan antibiotik yang lebih keras, tapi karena saya jarang minum obat jika tidak benar-benar terpaksa, saya memutuskan minum antibiotik yang ringan saja 🙂

Oia, beberapa teman sebenarnya menyarankan obat tradisional berupa serbuk CACING TANAH yang katanya sudah banyak dijual di apotek dengan nama VERMINT. Beberapa kawan yang pernah kena tipus dan mengaku sembuh berkat vermint menyarankan obat tersebut. Tapi saya memilih obat farmasi untuk saya konsumsi karena sedikit geli membayangkan cacingnya :d

Oia, bisa dikatakan Sabtu ini kondisi saya paling drop sampai sorenya tidak berani mandi air biasa dan akhirnya mandi air panas hehe..

Minggu 1 Maret 2015. Bangun tidur badan terasa lemas. Hari ini mestinya saya ke Purwodadi untuk menghadiri pelantikan pengurus salah satu komunitas mobil di Surabaya. Saya sendiri jadi Wakil Ketua. Tapi karena kondisi badan tidak enak, masih agak lemas, dan harus tirah baring, maka saya putuskan tidak berangkat. Saya bangun agak kesiangan, hampir jam 6 pagi. Langsung sholat subuh lalu mandi supaya segar. Alhamdulillah sudah tidak demam sih, hanya sedikit lemas. Setelah mandi saya cari istri dan anak saya tidak ada di rumah. Mereka pasti sedang jalan-jalan. Sayapun menyusul jalan-jalan keliling kompleks perumahan. Sampai di rumah sarapan bubur ayam dan bermalas-malasan lagi sambil nonton channel kesukaan saya: Nat Geo Wild. Oia, hari ini saya masih minum obat.

Senin 2 Maret 2015. Alhamdulillah badan sudah enakan tapi masih agak lemas. Bubur ayam langganan ternyata tidak jualan karena pulang ke desa menjenguk anaknya. Maka sekitar jam 8 pagi saya menuju Bubur Ayam Bang Udin di Jl. Manyar Kertoarjo, tapi ternyata Bang Udin juga tidak jualan. Akhirnya mampir ke warung STMJ langganan. Minum STMJ gelas jumbo dengan telor 3 butir. Pulang dari sana sudah jam 11 siang karena sambil ngobrol ngalor-ngidul setelah sekian tahun tidak pernah ke sana. Siang sudah mulai makan makanan di rumah, tidak lagi bubur.

sate gule kambing mekarsari pucang

 

Malamnya mendadak pengen makan sate Mekarsari di Pucang. Maka sehabis maghrib setelah pamit istri, meluncurlah saya ke Pucang. Saya pelan-pelan saja di jalan karena badan masih agak lemas. Menginjak gas, rem dan kopling waktu itu mendadak terasa asing, tidak smooth, seperti pertama kali belajar nyetir 15 tahun lalu. Daripada celaka di jalan maka saya berkendara pelan-pelan sambil mendengarkan radio dan menikmati rintik hujan. Sesampai di Pucang saya hanya pesan sate kambing 5 tusuk plus nasi gulai kambing. Biasanya pesan sate kambing 10 tusuk dan gulai kambing 1 porsi (mangkok terpisah). Saya sadar sedang tidak enak badan, biasanya tidak bisa makan terlalu banyak hehe..

Hari Senin ini saya juga masih minum obat tapi antibiotiknya saja, tanpa paracetamol karena sudah tidak demam.

Selasa 3 Maret 2015. Alhamdulillah badan sudah terasa enak dan tidak begitu lemas tapi masih ada sedikit pegal-pegal. Bisa dikatakan sudah sembuh 95%. Saya teruskan minum obat antibiotik saja tanpa paracetamol. Makanpun sudah berani makan makanan biasa tapi belum berani makan pedas. Siangnya sama istri diajak makan Soto Muhammadiyah (cabang Kantin ITS, jualan di dekat SD Muhammadiyah Keputih).

Rabu 4 Maret 2015. Alhamdulillah badan makin terasa enak, tidak lemas dan tidak pegal-pegal. Masih minum antibiotik karena kata istri saya harus sampai 7 hari. Makan sudah makan biasanya dan sudah mulai berani makan agak pedas. Kebetulan Rabu pagi itu saya menghadiri pengukuhan gelar doktor honoris causa Tri Rismaharini Walikota Surabaya di Graha ITS. Selesai acara ada jamuan makan-makan dengan berbagai menu. Saya makan ikan bakar sambal pencit lanjut tahu campur sedikit pedas. Alhamdulillah perut saya baik-baik saja, artinya sudah bisa dikatakan sembuh 100%.

Kamis 5 Maret 2015. Badan sudah enak tapi masih minum antibiotik. Siangnya pengen makan Mie Pitik Bang Azat di dekat SD Muhammadiyah keputih, sementara istri pesan Soto Ayam Lamongan di warung yang sama. Malamnya menghadiri acara Indigo Incubator 2015 di Daun Lada Resto. Pulang dari sana mampir beli Angsle di depan Bonnet Manyar.

Jumat 6 Maret 2015. Hari ini, ketika postingan ini ditulis, badan saya sudah enak. Hari ini saya minum antibiotik hari terakhir. Kebetulan masih sisa 2 butir. Pas buat siang dan sore. Sekarang jam 11.00 waktunya bersiap pergi Jumatan. Alhamdulillah hari ini saya sudah merasa sehat 100% seperti sedia kala sebelum sakit. Alhamdulillah…

6 Comments

  1. galihsatria 06/03/2015
  2. ndop 06/03/2015
  3. irvanyale.com 19/03/2015
  4. delumieres 23/05/2015
  5. Sira 27/08/2015
  6. Berkonten 21/10/2015

Leave a Reply