Mungkin diantara kita tidak ada yang pernah bercita-cita menjadi pemulung. Bahkan mungkin malah mencibir ketika menjumpai pemulung sedang memungut sampah di lingkungan kita. Atau bahkan curiga, jangan-jangan pemulung itu mencuri barang-barang kita. Sehingga tidak jarang kita jumpai papan peringatan di perumahan-perumahan: “Pemulung Dilarang Masuk”, seperti di bawah ini.
Banyak yang beranggapan bahwa menjadi pemulung adalah pilihan pekerjaan yang hina: kotor, bau, kepanasan, kehujanan, penyakitan, tidak berpendidikan, penghasilannya kecil, dan berbagai pandangan miring lainnya. Faktanya memang sebagian besar pemulung memulai karir dari bawah. Memungut sampah door-to-door. Tidak peduli panas dan hujan mereka tetap berkeliling berburu sampah.
Namun siapa sangka ternyata sudah banyak pemulung yang sukses. Punya banyak karyawan, gudang yang besar, kendaraan operasional berupa truk dan mobil pick-up dan pendapatan yang tidak kecil. Pemulung yang sukses ini biasanya juga meniti karir dari bawah: menjadi pemulung jalanan, lalu menjadi koordinator kelompok dan seterusnya dan seterusnya hingga akhirnya menjadi bos pemulung.
Kisah Pemulung Sukses
Kemarin saya bersama Dewan Kota Surabaya mengadakan Forum Reboan di rumah sekaligus gudang salah satu pemulung sukses di Surabaya. Namanya Pak Marjito. Alamatnya di daerah Kutisari. Sekarang beliau menjadi Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI). Berbagai macam suka duka menjadi pemulung pernah dialami Pak Marjito hingga akhirnya menjadi bos pemulung yang cukup disegani.
Menurut sumber A1 yang sangat bisa dipercaya, pendapatan bersih Pak Marjito ini sudah mencapai puluhan juta per bulan. Puluhan karyawannya juga digaji dengan layak. Untuk menunjang operasional perusahaan, Pak Marjito membeli beberapa truk, mobil pick-up dan belasan kontainer. Untuk membeli kendaraan pribadi sekelas jaguar sebenarnya mampu, tapi tidak dilakukan oleh beliau. Lebih baik naik taxi daripada harus mikir perawatan dan pajak kendaraan, begitu alasan Pak Marjito menurut sumber saya tadi.
Kini Pak Marjito tidak perlu berkeliling memungut sampah sendiri. Pengepul yang lebih kecil menyetorkan hasil buruannya ke Pak Marjito.Β Bertruk-truk sampah plastik, kertas dan kaleng datang sendiri setiap hari.
Sampah jenis plastik kemudian dibawa ke gudang di Wonorejo Rungkut untuk diolah menjadi biji plastik. Biji plastik tersebut kemudian disetorkan ke pabrik daur ulang plastik yang ada di daerah Sepanjang dan Krian. Sementara itu sampah kertas dipilah-pilah lagi dan disetorkan ke pabrik kertas. Sedangkan sampah berupa kaleng diproses lagi (dipotong kecil-kecil) lalu disetorkan ke pabrik komponen obat nyamuk.
Melebarkan Sayap Bisnis demi Sesama
Pak Marjito juga sudah melebarkan sayap bisnisnya ke bidang manajemen sampah perumahan dan gedung. Beberapa mall dan perumahan mempercayakan pengelolaan sampahnya kepada Pak Marjito. Tujuannya bukan semata-mata untuk mengeruk uang, tetapi untuk membantu para pemulung yang ditampung di rumahnya supaya bisa bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Satu hal yang saya kagumi dari Pak Marjito, yaitu meski bisa dikatakan sudah berada dalam posisi puncak sebagai pemulung tetapi beliau tetap rendah hati. Ketika ada yang datang untuk bertanya-tanya masalah bisnis sampah tetap disambut dengan ramah dan dijelaskan secara terbuka. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Saya melihat dan merasakan ada semangat berbagi. Semangat untuk mengentas kaum pemulung supaya memiliki kehidupan yang lebih baik.
Bagaimana komentar Anda, kawan?
—
Foto Atas: Pemulung Dilarang Masuk by Danny & Ayuniar
Foto Bawah: Saya sedang berpose di gudang sampah Pak Marjito, photo by Mellin
salut dengan jaringan pemulung, semoga saja banyak orang semakin menghargai sampah, bukannya sebagai residu namun sebagai sesuatu yang bermakna, sebab tiada kebersihan dan keindahan selain bisa menghargai sampah dengan lebih baik.
nyesel gak melu wingi reboan……….
betul sekali, sampah itu emas bila di kelola dengan baik. Sayanya lebih banyak orang yang memandang sini pada para pemulung, padahal pemulung itu telah mendistribusikan sampah dengan baik ke tempat pengolahan sampah.
Salute!
Pekerjaan mulia yg dilakukan orang2 hebat. Mereka layak disebut sbagai penyelamat dunia.
salut dengan bapak marjito… terutama tujuan beliau utk mempekerjakan orang lain dalam usahanya…. jarang2 orang berprinsip demikian, karena kadang hanya berfikir untung diri sendiri.
sampaah ouhggg …
salut sama pak Murjito
asalkan ulet semua bisa jadi penghasilan buat kita yah
byme salam kenal bro
sampah bengis, peluang milyader bisnis..
Wih, itu plang sadis bener. Lingkungannya sering kena kemalingan kali yah.
Betul mas, hampir semua orang mengklaim profesi pemulung itu hina, nyatanya jika kita liat dari sisi keagamaan, justru merekalah orang2 yang patut diberikan penghargaan atas jasa mereka yang selalu menjaga kebersiahan lingkungan. meraka pula yang selalu mengamalkan salah satu haidst Rasul tentang bagaimana semestinya umat manusia peduli dengan kebersiahan. Dan kita juga tentunya sudah tau betul dengan hadist Rasul ‘ Kebersihan Sebagian Dari Iman”. Namun agaknya kitapun sering mengabaikan pola hidup yang bersih dan sehat. Padahal Islam mengajarkan umatnya tentang makna keindahan dan kebersihan.
Bisnis yang nggak bakal mati. Lah semakin banyak penduduk, makin konsumtif makin banyak pula sampahnya.
Kisah diatas bisa dijadikan sebagai sumber referensi pemicu semangat untuk tetap giat bekerja, apapun pekerjaan kita.
BTW, sangar tuh gambar foto yang atas
salut untuk pak marjito, paling tidak harus ada pak marjito2 untuk tiap RW, pasti akan segera dapat piala adipura π
waduw tuch beneran tuch mas tulisanya
pemnulung dilarang masuk benjut bocor
ngeri tok iwq
Contoh yg baik dari kisah pemulung, tapi sandalku karo mesin ketik pakku yo pernah amblas nang karunge pemulung, Tp anggap saja ‘oknum pemulung’ hiksss…
Keren nie ceritanya, bisa jadi motivasi untuk kita semua,,
Ternyata berawal dari hal kecil dan sederhana, sebuah kesuksesan dimulai,,
Salam kenal mas,,
Btw, saya kurang setuju tuh sama papan pengumumannya yang bakal menghajar pemulung kalo berani masuk daerah perumahan,,
Kalo gak ada pemulung, mungkin tuh sampah`2 udah bejibun kali di daerah perumahannya tuh,,
memang bener tuch banyak pemulung yang sukses tapi selalu berusaha untuk tetep sederhana, dan sekali lagi semua zang ada bila kita bisa memanfaatkan pasti berguna ^_^
Bahkan saya sedang berusaha untuk jadi pemulung, memulung buku khususnya. Karena begitu banyak buku bermanfaat dibuang dan tidak dipakai dengan baik. Padahal buku saat ini tergolong mahal harganya. Saya ingin memulung dan menempatkannya ke Taman-taman baca atau sekolah-sekolah yang minim fasilitas di berbagai pelosok.
jujur,sangat salut. , .
sbnernya pmulung it patut dihargai,hanya saja orang2 hanya melihat dari luarnya saja. .
Wah itu plang di gambar yang atas GAHAR banget ….
Kalau kita merunut alur pekerjaan pemulung, memang layak mereka mendapat reward yang selayaknya. Karena berkat mereka, pemisahan sampah bisa lebih mudah dilakukan dan terjadi proses daur ulang yg ujung2nya mengurangi kerusakan bumi. Yes, they are our everyday heroes…
salut sama pak Marjito. mengajarkan kita kalau dengan bersungguh-sungguh, pekerjaan apapun yang kita lakukan pasti akan memberikan hasil yang memuaskan. π
inspirasi untuk hari ini mas..
btw iku tulisane neng gambare kok sangar banget.. ckckcck
wiuhh…Emang bener2 emas dengan harga yang sepadan. Baik hasil materialnya maupun spiritualnya…Gimana nggak?? Selain dapat hasil yang menggiurkan, juga menjadi sumber amal kebaikan tanpa batas…. π
Ayo siapa yang berminat??? Susah ya kayaknya?? Orang buang sampah aja suka sembarangan, contohnya ya aku ini… hehe π
buanglah sampah pada tempatnya..
semoga bisa mempermudah pemulung dalam mengais rezeki
Wah padahal dengan adanya pemulung kampung kita menjadi lebih bersih..
Woow… memang ya, kita gak boleh meremehkan apapun pekerjaan orang2.
Yah, kalo dipikir-pikir, selama pemulung tsb tidak membuat berantakan tong sampah di depan rumah, ya ga masalah. Yang jadi masalah itu ketika habis mulungin sesuatu, malah membuat kekacauan di tong sampah. Sampai2 orang punya rumah mengira itu perbuatan kucing ato anjing liar… >.<'
Sesuatu yg tkadang dipandang sebelah mata, kalau dikelola secara profesional ternyata bisa jadi sumber penghasilan…
Agar bisa sukses seperti contoh diatas, harus ada pendidikan khusus pemulung sepertinya π
Jaringan Pemulung tak Kalah luas dengan Jaringan Pengemis lo π
saluuttt.. sama penulisnyaaa.. inspiring sangattt!! π
pasti jalan menuju suksesnya berat ya bro
salut
*geleng geleng kepala*
peluang ada dimana-mana. Siapa yg bisa memanfaatkannya lah yang akan menikmati hasilnya…
Tidak dapat dipungkiriu mas, ternyata menjadi pemulung bukan berarti berada di bawah garis kemiskinan. Ternyata sebagaian kecil dari mereka banyak sukses menjadi bos pemulung. Di benowo mas, sekarang banyak berdiri pos-pos pemulung, mereka bermukim dan mengumpulkan sampah..tempatnya pun lumayan luas. sayangnya baunya ituloh.. Bikin gak betah.. π
Blog walking.
Salam kenal sobat.
Selain menjaga lingkungan agar bersih, sampah juga sudah banyak yang memanfaatkannya menjadi ladang bisnis ya…
Mereka berjasa besar dalam mengurangi polusi bumi. Dari tangan merekalah banyak bahan yang tadinya terbuang dan menjadi polusi bumi, bisa di recycle kembali dan menjadi produk yang bisa bermanfaat.
Mantab,
Peluang ada dimana-mana.